ENERGI
AIR KANDUNGAN MEKANIS
Potensi tenaga air dan pemanfaatannya
pada umumnya berlainan, bila dibandingkan dengan penggunaaan tenaga berasal dari misalnya bahan bakar fosil. Hal ini disebabkan
oleh bebera hal yaitu :
a.
Sumber tenaga air
secara teratur dibangkitkan kembali akibat pemanasan lautan oleh penyinaran
matahari, sehingga merupakan suatu sumber yang secara klinis diperbarui. Gambar
6.1 memperlihatkan siklus hidrologik daripada air. Oleh karena itu tenaga air
disebut sebagai sumber daya energi terbarukan.
b.
Potensi secara keseluruhan
daripada tenaga air relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah sumber bahan
bakar fosil. Sekalipun misalnya seluruh potensi tenaga air ini dapat
dikembangkan sepenuhnya.
c.
Penggunaan tenaga air
pada umumnya merupakan pemanfaatan multiguna, karena biasanya dikaitkan dengan
irigasi, pengendalian banjir, perikanan, rekreasi, dan navigasi. Bahkan sering
terjadi bahwa pembangkitan tenaga listrik hanya merupakan manfaat sampingan, dengan
misalnya irigasi, atau pengendalian banjir, sebagai penggunaan utama.
d.
Pembangkitan listrik
tenaga air dilakukan tanpa perubahan suhu. Tidak ada peningkatan suhu karena
misalnya adanya suatu proses pembakaran bahan bakar.
Gambar 6.1. Siklus hidrologik air.
6.1.1 Energi Air Terjun
Pada asasnya dapat dikemukakan adanya
tiga faktor utama dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi
pembangkitan tenaga listrik yakni :
a. Jumlah air yang
tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan
dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang
dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah tersebut; dan
c. Jarak lokasi yang
dapat dimanfaatkan terhdap adanya pusat-pusat beban atau jaringan transmisi.
Gambar 6.2 memperlihatkan
lengkung tinggi sebuah sungai, sebagai fungsi dari pada jarak terhadap sumber
atau awal sungai itu. Pada awal sungai, di jarak nol, tinggi sungai adalah H.
Lengkung (a) memperlihatkan fungsi tersebut dari sebuah sungai yang “ideal”,
yang menuruni lereng sebuah gunung menurun secara teratur. Dalam kenyataannya
tidaklah demikian adanya. Biasanya lebih mendekati bentuk menurut lengkung (b),
yaitu bentuk sebuah sungai “biasa”, yang pada titik C mempunyai sebuah air
terjun, dan pada titik D sebuah danau. Sungai akhirnya bermuara di laut.
Gambar 6.2 Tinggi Sungai sebagai Fungsi Jarak
Sebagaimana
diketahui dari ilmu fisika, setiap benda, yang berada di atas permukaan bumi,
mempunyai energi potensial, yang berbentuk rumus berikut :
E = m.g.h 6.1
Dengan
:
E = energi potensial;
E = energi potensial;
m
= massa;
g = percepatan gravitasi;
h = tinggi relatif terhadap permukaan bumi,
Dari
rumus diatas dapat ditulis :
dE = dm.g.h 6.2
bilamana
dE
merupakan energi yang dibangkitkan oleh elemen massa dm yang melalui jarak h.
Bilamana didefinisikan Q sebagai debit air menurut rumus berikut :
Q= dm/dt 6.3
Dengan
Q = debit air;
dm = elemen massa air;
Q = debit air;
dm = elemen massa air;
dt
= elemen waktu;
Maka
untuk daya dapat ditulis
P = dE/dt = dm/dt .h = Q.g.h
P = dE/dt = dm/dt .h = Q.g.h
atau
P = g.Q.h
Dimana
P = daya;
ή
= efisiensi sistem;
g
= gravitasi;
h = tinggi terjun.
Untuk keperluan estimasi pertama secara kasar, dipergunakan rumus sederhana berikut :
P = f.Q.h
dengan
P = daya dalam kW;
P = daya dalam kW;
Q = debit air dalam m3 per
detik;
H = tinggi terjun dalam m;
f
= suatu faktor efisiensi antara 0,7 dan 0,8
Diantara data primer yang diperlukan
untuk survey dapat disebut :
1.
Jumlah energi yang
secara teoritis dapat diperoleh setahun dalam kondisi-kondisi tertentu di musim
hujan dan musim kering ;
2.
Jumlah daya pusat
listrik yang kan dipasang, dengan memperhatikan apakah pusat listrik itu akan
dipakai untuk beban dasar atau beban puncak.
Gambar 6.3 Bendungan PLTA Mrica di Jawa Tengah dengan kapasitas 3 x
60,3 MW dengan Pelimpasannya (sisi kiri) dan Gedung PLTA beserta Air Keluarnya
(sisi kanan).
Gambar 6.4 memperlihatkan secara
skematis tepi sebuah danau dengan sebuah bendungan besar A. Dari bendungan ini
melalui suatu saluran terbuka dan bendungan ambil air B, air dimasukkan ke
dalam pipa tekan, yang membawa air ke turbin air melaui katup.
Gambar
6.4 Skema Danau, Bendungan dan Pipa Pesat
Untuk mengindari, bahwa pada
perubahan-perubahan beban yang mendadak, terutama bilamana beban secara tiba-tiba
jatuh, dapat terjadi kerusakan pada pipa tekan, dibuat sebuah tangki pendatar
pada pipa tekan tersebut, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.5. Di sebelah
atas, pipa tekan itu ialah terbuka, sedangkan tepi atasnya terletak lebih
tinggi daripada permukaan air yang tertinggi. Dengan demikian, bilamana terjadi
bahwa beban jatuh secara mendadak, energi kinetis daripada air yang mengalir
itu dapat ditampung atau dinetralisasi oleh tangki pendatar.
Gambar
6.5 Skema Danau, Tangki Pendatar dan Pipa Pesat
Diantara
jenis-jenis bendungan dapat disebut : bendungan busur, bendungan gravitasi
bendungan urungan, bendungan kerangka baja, dan bendungan kayu. Sedangkan dari
jenis bendungan urungan dikenal
bendungan urungan batu dan bendungan urungan tanah. Bendungan gravitasi pada
asasnya menahan kekuatan-kekuatan luar, seperti tekanan air dan lain
sebagainya, dengan beratnya, dan beban matinya. Kebanyakan bendungan di
Indonesia bendungan jenis ini.
Gamabar
6.6 Skema Penbangkit Listrik Tenaga Air
ENERGI
AIR KANDUNGAN MEKANIS
Potensi tenaga air dan pemanfaatannya
pada umumnya berlainan, bila dibandingkan dengan penggunaaan tenaga berasal dari misalnya bahan bakar fosil. Hal ini disebabkan
oleh bebera hal yaitu :
a.
Sumber tenaga air
secara teratur dibangkitkan kembali akibat pemanasan lautan oleh penyinaran
matahari, sehingga merupakan suatu sumber yang secara klinis diperbarui. Gambar
6.1 memperlihatkan siklus hidrologik daripada air. Oleh karena itu tenaga air
disebut sebagai sumber daya energi terbarukan.
b.
Potensi secara keseluruhan
daripada tenaga air relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah sumber bahan
bakar fosil. Sekalipun misalnya seluruh potensi tenaga air ini dapat
dikembangkan sepenuhnya.
c.
Penggunaan tenaga air
pada umumnya merupakan pemanfaatan multiguna, karena biasanya dikaitkan dengan
irigasi, pengendalian banjir, perikanan, rekreasi, dan navigasi. Bahkan sering
terjadi bahwa pembangkitan tenaga listrik hanya merupakan manfaat sampingan, dengan
misalnya irigasi, atau pengendalian banjir, sebagai penggunaan utama.
d. Pembangkitan listrik tenaga air dilakukan tanpa perubahan suhu. Tidak ada peningkatan suhu karena misalnya adanya suatu proses pembakaran bahan bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar