Sabtu, 25 April 2015

POMPA AIR TENAGA GRAVITASI (3)

POMPA AIR TENAGA GRAVITASI (3)

Tergelitik dengan banyaknya coment pada dua artikel saya sebelumnya yaitu POMPA AIR TENAGA GRAVITASI dan POMPA AIR TENAGA GRAVITASI (2) , maka saya posting lagi yang mengupas tentang masalah tersebut lebih lanjut. Bukan untuk memperpanjang lagi diskusi yang memang sudah panjang dan diwarnai beberapa debat kusir, tapi untuk memperjelas duduk persoalan yang sebenarnya agar tidak ada salah paham tentang masalah yang sedang didiskusikan maupun tujuan saya membahas masalah tersebut.
Pertama, saya perlu meluruskan bahwa yang saya maksud dengan istilah Pompa Air Tenaga Gravitasi adalah pompa air yang yang disain ataupun prinsip kerjanya sama persis atau serupa dengan gambar dalam posting saya terdahulu. Menurut beberapa pihak, pompa seperti itu diyakini bisa menaikkan air tanpa listrik dan tidak diperlukan masukan energi apapun kecuali ketika mengisi drum dan pipa dengan air pertama kali alias gratis-tis. Jadi, pompa yang saya maksud jelas bukan pompa Hidram (Hydraulic Ram) seperti yang diduga oleh beberapa comenter, meskipun pompa Hidram juga menggunakan energi potensial gravitasi untuk dapat beroperasi. Energi pompa hidram diperoleh dari energi mekanik air yang meluncur melalui pipa pesat yang menyebabkan sebagian (kecil) air naik melalui pipa pengantar ke tempat yang lebih tinggi. Pada pompa hidram, jumlah energi mekanik yang terkandung dalam air yang masuk lebih besar dibandingkan jumlah energi mekanik yang terkandung dalam air yang dinaikkan sehingga tidak melawan hukum alam (hukum kekekalan energi).
sirkulator
Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang mencari referensi tentang PLTGL (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut), tanpa sengaja saya mendapatkan sebuah artikel yang berjudul SIRKULATOR POMPA GRAVITASI (Tips Menghemat Listrik) yang ditulis oleh saudara Ading Mulyadi di website LPMP Jawa Barat (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat). Dalam tulisan tersebut, diuraikan secara detail tentang cara pembuatan dan cara kerja sirkulator pompa gravitasi yang dilengkapi dengan gambar yang sangat jelas. Pada bagian terakhir, diruraikan pula keunggulan dan kelemahan alat tersebut. Tanpa mengurangi hormat saya pada saudara Ading Mulyadi dan tanpa mengurangi penghargaan saya atas usahanya menulis artikel tersebut, saya berkeyakinan bahwa SIRKULATOR POMPA GRAVITASI yang dibuat mengikuti petunjuk dalam artikel tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Hal itu disebabkan prinsip kerja sirkulator tersebut  melawan hukum alam (hukum kekekalan energi), seperti halnya dengan POMPA AIR TENAGA GRAVITASI yang telah saya uraikan. Cara kerja SIRKULATOR POMPA GRAVITASi secara prinsip sama persis dengan cara kerja POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, dan keduanya juga diyakini dapat bekerja tanpa masukan energi dari luar kecuali pada saat pengisian air pertama saja. Jika dicoba, hasilnya juga akan sama saja yaitu akan keluar air beberapa saat, kemudian berhenti setelah tercapai keseimbangan tekanan. Jadi, keluarnya air (untuk beberapa saat) tersebut sama sekali tidak membuktikan bahwa alat tersebut “telah berhasil bekerja” tapi kemudian macet karena suatu sebab. Demikian juga pada POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, keluarnya air yang cukup lama dan banyak (bahkan bisa sampai 1 drum) juga tidak membuktikan apapun karena keseimbangan tekanan akan dicapai setelah semua air dalam drum keluar dan digantikan oleh udara jika tidak dilengkapi dengan leher angsa atau jika terjadi kebocoran. Jika dilengkapi leher angsa dan tidak ada kebocoran, keseimbangan tekanan akan tercapai ketika drum telah berhenti mengempes. Jika ketinggian vertikal kolom air melebihi batas yang mampu ditahan oleh tekanan atmosfer (sktr 10 meter atau lebih), maka akan tercipta ruang hampa pada pipa dan drum bagian atas ketika tercapai keseimbangan tekanan.
Pada kesempatan lain, saya juga menemukan sebuah file presentasi powerpoint (.ppt) di blog sebuah LSM lingkungan hidup Lingkaran Nurani yang ditulis oleh saudara Muhammadun H. Adam (direktur yang menangani energi dan sumber daya mineral). Presentasi berjudul PILOT PROJECT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TERJUN BUATAN (PLT ATB) tersebut memaparkan masalah kelangkaan energi (listrik), kelemahan-kelemahan sistim pembangkit listrik yang ada, dan menawarkan sebuah solusi yang dinamakan PLT ATB. Dengan penjelasan secara verbal (tidak dilengkapi gambar), saudara Muhammadun H. Adam menguraikan penemuannya yang berlandaskan gabungan hukum bejana berhubungan dan hukum Pascal. Tanpa mengurangi hormat saya pada saudara Muhammadun H. Adam dan tanpa mengurangi penghargaan saya atas usahanya menyiapkan presentasi sepanjang 29 slide tersebut, saya berkeyakinan bahwa PLT ATB tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Masalahnya, lagi-lagi adalah karena melawan hukum alam (hukum kekekalan energi). Selain itu juga terjadi ketidaksesuaian kondisi dalam penggabungan hukum bejana berhubungan dengan hukum Pascal. Hukum bejana berhubungan berlaku jika tekanan udara (atau gas) diatas permukaan air (atau zat cair) sama, seperti pada udara terbuka atau di ruang hampa udara. Sedangkan hukum Pascal yang dimaksud hanya berlaku jika air (atau zat cair) berada dalam ruangan tertutup seperti yang diterapkan pada sistim hidrolik dan pneumatic. Dalam ruang terbuka, penambahan tekanan hanya dapat dilakukan dengan menambah ketinggian vertikal kolom air yang menaikkan tekanan hidrostatik pada bagian dasar bejana. Karena penjelasan dalam slide tidak dilengkapi gambar/sketsa, maka saya sulit membayangkan seperti apa desain dari PLT ATB yang diyakini dapat bekerja terus-menerus tanpa memerlukan masukan energi dari luar.
Secara prinsip, SIRKULATOR POMPA GRAVITASI maupun PLT ATB dapat digolongkan dalam genre stika abadi atau overunity yang diyakini dapat bekerja terus menerus tanpa masukan energi dari luar. Beberapa diantaranya bahkan diyakini dapat menghasilkan energi dari ketiadaan (menciptakan energi) seperti PLT ATB, Parendev Motor, Hummingbird/Sundance Generator, dan sebagainya. Desain maupun cara kerja alat-alat tersebut ada yang mirip dan adapula yang berbeda jauh satu sama lain. Adapun tenaga penggerak yang digunakan pada umumnya adalah salah satu atau kombinasi dari magnet permanen, elektromagnet, gravitasi bumi, tekanan air, tekanan udara, gaya apung, gaya kapiler, dsb. Beberapa diantara desain tersebut bahkan sudah dipatenkan oleh penemunya. Yang menarik (atau anehnya), sampai sekarang belum ada satupun dari alat-alat tersebut yang diproduksi massal atau yang kita temukan di pasaran umum. Jika saja stika abadi (perpetual engine) yang sudah dicoba untuk dibuat orang sejak ratusan tahun lalu tersebut dapat bekerja seperti yang sering diklaim oleh para penemunya, maka dunia ini tentu akan damai sejahtera dan aman sentosa karena tidak akan ada krisis energi dan tidak ada perang memperebutkan minyak. Namun itu hanya otopia karena bertentangan hukum alam (hukum kekekalan energi) yang telah berlaku sejak alam raya terbentuk dan masih akan terus berlaku selama alam raya masih ada, tidak peduli kita percaya entah tidak.
Melakukan eksperimen tentang stika abadi (perpetual engine) apapun jenisnya, bukanlah merupakan kejahatan dan bahkan dapat memajukan IPTEK. Namun jika digunakan untuk melakukan pembohongan publik apalagi penipuan, jelas merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, masyarakat mesti bersikap kritis terhadap pihak-pihak yang mengklaim telah menemukan teknologi yang dapat menghasilkan energi (utamanya listrik) tanpa masukan energi dari luar sistem atau penemuan bahan bakar jenis baru (apapun namanya) yang dibuat (disintesa) dari bahan yang tidak mengandung unsur karbon dan hidrogen, ataupun yang sudah dalam keadaan energi rendah (air, karbon dioksida, dsb). Jika ada para netter yang mendapatkan informasi tentang klaim seperti itu, dapat menginformasikannya pada forum ini untuk kita analisa dan kritisi bersama. Kalau temuannya memang masuk akal (tidak bertentangan dengan hukum-hukum alam) kita adan dukung, dan kalau tidak masuk akal akan kita bedah bersama bagian mana yang tidak masuk akal. Kalau penemunya tetap ngotot meski dasarnya lemah, kita musti siap untuk adu argumen. Jika penemunya kalah argumen tapi masih ngeyel juga, kita bisa undang yang bersangkutan untuk mendemokan alatnya di depan publik. Sebelum dan sesudah demo alat, tentu saja dilakukan pemeriksaan alat secara seksama untuk mencegah kemungkinan adanya komponen tersembunyi untuk mensuplay energi. Dengan demikian, masyarakat tidak lagi menjadi korban pembohongan publik maupun penipuan yang dapat merugikan masyarakat dan negara. Kita harus belajar dari kasus penipuan oleh Dennis Lee dengan Hummingbird/Sundance Generator di Amerika dan Canada yang sudah meraup jutaan dolar. Kita harus belajar dari kasus Djoko Suprapto dengan Pembangkit Listrik Jodipati dan Blue Energy yang mempermalukan bangsa kita dan meraup milyaran rupiah. Bagaimana dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mekanik Gravitasi temuan Djoko Pasiro ??? Kita tunggu saja kabar selanjutnya, semoga saudara M. Mahfud tetap tegar dalam perjuangan menegakkan rasionalitas keilmuan di tengah masyarakat yang cenderung untuk berfikir/bertindak irasional karena panik menghadapi krisis energi yang tidak jelas sampai kapan.
Terimakasih dan salam eksperimen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar